Di saat usiaku bertambah
tua
Dan rambutku mulai memutih
Terimalah aku, dan
mengertilah aku
Di saat usiaku bertambah
tua
Dan kutumpahkan sesuatu ke
bajuku
Atau mungkin mengotori
lantai rumahmu,
Sabarlah untuk tak marah
padaku
Sama seperti dulu ketika
kau muntahkan makananmu
Mengotori bajuku, bahkan mengotori sekelilingku dengan tinjamu
Di saat usiaku bertambah tua
Dan pikunku terus menerus mengulangi perkataan yang sama kepadamu
Bersabarlah mendengar ucapku
Dan janganlah memotong kataku
Sama seperti ketika
kuceritakan ribuan cerita yang sama
Untuk menidurkanmu
Di saat usiku bertambah tua
Dan ketika aku membutuhkan pertolonganmu
Untuk memandikan dan membersihkan badanku
Janganlah marah dan menolak permintaanku
Sama seperti dahulu ketika kubujuk dirimu untuk mandi
Di saat usiku bertambah tua
Dan aku kebingungan mengikuti perkembangan jaman
Janganlah sesekali menertawaiku
Tapi renungkanlah ketika dulu dengan sabarnya aku menjawab
“Mengapa” atau “Apa” yang kau tanyakan selalu kepadaku
Dalam tiap waktu ketika
kau mulai membuka matamu
Atau memulai harimu…..
Di saat usiku bertambah tua
Dan ketika kedua kakiku terlalu lemah untuk berjalan
Ulurkanlah tanganmu, yang muda dan kuat
Untuk memapahku, menapaki selangkah demi sejalan
Sama halnya ketika dimasa kecilmu,
Aku menuntun dan membantumu untuk belajar berjalan
Di saat usiaku bertambah tua,
Dan ketika aku terlupa dengan apa yang sedang dibicarakan
Berilah sedikit waktu bagiku untuk mengingatnya
Karena sebenarnya,
Semua hal yang dibicarakan bukanlah topik utama
Melainkan hanya caraku untuk bisa ditemani olehmu
Karena bagiku, bahagia rasanya berada tetap disisimu
Di saat engkau melihat diriku
menua,renta
Janganlah bersedih..
Hanya maklumi, dan tetap
sadari
Sama seperti halnya,
Ketika aku melihatmu
tumbuh menjadi dewasa
Dulu,
Ketika aku menuntunmu,
Untuk memasuki dan menapaki kehidupan ini,
Dengan sejuta kasih dan sejuta cinta
Kini, temani aku
Hingga akhir jalan hidupku
Kini, temani aku
Untuk mengakhiri dan menyelesaikan kehidupan ini
Dengan berjuta keikhlasan dan berjuta kesabaran
Dan ketika kututup mataku
Dan berhentinya detak jantungku
Akan kubawa selalu cinta dan sayangku padamu
Sampai ke dalam tanah aku
dibaringkan
Dan sampai ke dalam tanah
aku dikebumikan…
Karena selamanya, aku adalah orangtuamu
Dan kamu adalah anakku….
Yang tak bisa terputuskan oleh apapun
Baktimu, adalah pintu surgamu
Hormatmu, adalah bekal pahalamu
Penghargaanmu, adalah jalan menuju kesuksesan
Surga bukan ditelapak kakiku
Namun setidaknya salah satu jalan untuk menuju itu
Adalah menjadikan aku, selayaknya dan sepantasnya
Karena Tuhan memberi mandatNya padaku
Untuk membesarkan dan merawatmu
Hingga akhir hayatku…..
22 Desember 2014
HARI IBU
SUMBER GAMBAR :
http://wisatahaji.com/birrul-walidain-kunci-kesuksesan-finansial-dan-intelektual/
http://azharmind.blogspot.com/2014/07/mudik-lebaran.html